MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN (USING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENGGUNAKAN/MEMANFAATKAN
(USING) TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN
PENERAPANNYA PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi
Pendidikan
DOSEN PENGAMPU: ISMATUL MAULA, M.Pd

Disusun Oleh :
Juliana (1811170009)
Mawardah Tul Jannah (1811170011)
Siti Samsinar (1811170019)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Jurusan Tarbiyah Dan Keguruan
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis
Tahun Ajaran 2018/2019
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Teknologi
berperan penting dalam pendidikan,Teknologi dan media yang dirancang secara
khusus bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dan bisa membantu
siswa meraih potensi tertinggi mereka.
Karena
pada dasarnya semua teknologi pendidikan adalah baik, meskipun perkembangan
teknologi sekarang sudah berkembang, dan tidak bisa terbendung lagi. Namun yang
menjadi pertimbagan baik buruknya sebuah teknologi adalah tergantung
pengunaannya.
Oleh
karena itu para pendidik harus bisa mengarahkan, membimbing serta
mendidik mereka agar mereka tidak terpengaruh dengan adanya perkembangan
teknologi tersebut. Dari lembaga pendidikan inilah anak didik supaya diarahkan
tentang bagaimana peran dan pemanfaatan teknologi dalam kehidupannya.
Teknologi
pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses
teknologi yang tepat dan sumber daya. Sumber daya
jangka dipahami untuk memasukkan alat-alat, bahan, perangkat, pengaturan, dan
orang-orang bahwa peserta didik berinteraksi dengan untuk memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja.
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup manusia. Proses pendidikan tidak lepas dari belajar sebab
tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat mengembangkan minat, bakat dan
cita-cita yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
B.
Rumusan Masalah
A.
Pengertian
Teknologi
B.
Perkembangan
Teknologi Pendidikan
C.
Penerapan
Teknologi Pendidikan pada Pendidikan Agama Islam
D.
Hal
Berkaitan Dengan Teknologi Pendidikan
E.
Teknologi Dalam Pendidikan
F.
Cara-Cara Menggunakan Atau Memanfaatkan Alat-Alat
Teknologi Pendidikan Dan Jaringan Informasi
G. Pengembangan
jaringan informasi
C.
Tujuan
A.
Untuk
mengetahui Pengertian Teknologi
B.
Untuk
mengetahui Perkembangan Teknologi Pendidikan
C.
Untuk
mengetahui Penerapan Teknologi Pendidikan pada Pendidikan Agama Islam
D.
Untuk
mengetahui Hal Berkaitan Dengan Teknologi Pendidikan
E.
Untuk
mengetahui Teknologi Dalam Pendidikan
F.
Untuk
mengetahui Cara-Cara Menggunakan Atau Memanfaatkan Alat-Alat
Teknologi Pendidikan Dan Jaringan Informasi
G. Untuk mengetahui Pengembangan
jaringan informasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Teknologi
Pengertian teknologi
pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara umum. Banyak orang
berpikir bahwa teknologi adalah hanya mesin atau alat-alat, akan tetapi
teknologi memiliki makna sebagai proses yang meningkatkan nilai tambah.
Pengertian teknologi sendiri sangat luas dan beragam. Menurut Salisbury (1996)
teknologi adalah “systematic application
of scientific or other organized knowledge to practical task.” (Aplikasi sistematik sains atau pengetahuan
lain dalam tugas praktikal ). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa bila kita
mengembangkan suatu produk, kedisiplinan, prosedur-prosedur, alat-alat dan
teknik-teknik yang disatukan untuk membuat suatu inovasi disebut teknologi.
Bila definisi ini diterapkan dalam dunia pendidikan maka teknologi pendidikan
merupakan aplikasi sistematik sains dan pengetahuan lain dalam tugas
kependidikan.[1]
Dalam artian
teknologi sebagai proses, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu
teknologi, karena pendidikan itu merupakan proses untuk menjadikan manusia
terdidik, atau proses untuk memperoleh nilai tambah (added value), sehingga
dapat dikatakan education as technology.
Menurut Habibie (1991) “teknologi agar dapat menghasilkan nilai tambah harus
memenuhi tiga kriteria, yaitu (1) mempunyai landasan teori untuk pengembangannya,
(2) mengandung cara khusus), (3) dapat digunakan untuk mengatasi problem
konkret.” Semua bentuk teknologi adalah system yang diciptakan manusia untuk
sesuatu tujuan tertentu, yang pada dasarnya adalah mempermudah manusia dan
memperingan usahanya, meningkatkan hasil dan menghemat tenaga serta sumber daya
yang ada. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya
akan sarat dengan aturan nilai dan estetika.
Sedangkan Rogers
(1983, 120 mempunyai pandangan bahwa “teknologi merupakan suatu rancangan
langkah instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai hubungan sebab akibat
dalam mencapai hasil yang diharapkan, dan dikatakan juga bahwa teknologi
umumnya mempunyai dua komponen yaitu: aspek perangkat keras yang berupa
peralatan dan aspek perangkat lunak yang berupa informasi.”
“Teknologi berarti
penerapan sistematis dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke
tugas-tugas praktis.” (Galbraith, 1967, h. 24).
Lumsdaine (1964)
dalam Romiszoswki (1981: 12) menyebutkan bahwa “Penggunaan istilah teknologi
pada pendidikan memiliki keterkaitan dengan konsep produk dan proses. Konsep
produk, berkaitan dengan perangkat keras atau hasil-hasil produksi. Yaitu
dengan digunakannya berbagai peralatan dalam proses pengajaran.” Pada tahapan
teknologi yang sederhana digunakan papan tulis, bagan, objek nyata, dan
model-model yang sederhana. Pada tahapan teknologi menengah digunakan OHP,
slide, film proyeksi, peralatan elektronik yang sederhana untuk pengajaran, dan
peralatan proyeksi (LCD). Sedangkan tahapan teknologi yang tinggi berkaitan
dengan penggunaan paket-paket yang kompleks seperti belajar jarak jauh dengan
menggunakan radio, televisi, modul, computer
assited instruction, serta pengajaran atau stimulus yang kompleks, dan
system informasi dial-access melalui
telepon, dan lain sebagainya. Penggunaan perangkat keras ini sejalan dengan
perkembangan produk industri dan perkembangan masyarakat, seperti e-learning yang memanfaatkan jaringan
internet untuk kegiatan pembelajaran. Konsep proses atau perangkat lunak,
dipusatkan pada pengembangan pengalaman belajar yang merupakan penerapan
pendekatan ilmu dalam pembuatan program pembelajaran. Pengembangan pengalaman
belajar ini diusahakan melalui pengembangan program pembelajaran yang sistemik
dan sistematis dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, konsep proses dan konsep produk pada hakikatnya tidak
dapat dipisahkan, dalam makna bahwa keduanya bersama-sama ditujukan untuk
memberikan pengalaman belajar yang optimal kepada peserta didik.
Penggunaan istilah
teknologi dalam pendidikan tidak terlepas dalam kajian James Finn (1960) pada
seminar tentang peran teknologi dalam masyarakat, dengan judul makalahnya “Technology and the Instructional Process.”
Melalui makalahnya dikaji hubungan antara teknologi dan pendidikan. Argument
utama yang disampaikannya didasarkan atas gejala pemanfaatan teknologi dalam
kehidupan masyarakat yang memiliki kemiripan dengan kondisi yang terdapat dalam
pendidikan. Oleh karena itu, penggunaan istilah teknologi yang digandengkan
dengan pendidikan merupakan suatu hal yang tepat dan wajar.
Pengertian teknologi
(termasuk teknologi pendidikan) secara umum adalah: proses yang meningkatkan
nilai tambah, produk yang digunakan dan atau dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja, struktur atau system di mana proses dan produk itu dikembangkan
dan digunakan.
B.
Perkembangan Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan
merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan
di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar, belajar lebih efektif dan efisien,
lebih luas dan lebih cepat, dan seterusnya. Untuk itu ada produk yang dibuat
dan ada yang ditemukan dan dimanfaatkan. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang sangat cepat pada decade ini dan menawarkan sejumlah
kemungkinan yang semula tidak terbayangkan dan telah membalik cara berpikir
kita dengan bagaimana mengambil manfaat teknologi tersebut dalam mengatasi
masalah dalam pembelajaran.
Pada awal
perkembangan sekitar ratusan tahun yang lalu, teknologi itu dikenal sebagai
cara mengajar dengan menggunakan alat peraga hasil buatan sendiri oleh guru di
sekolah. Teknologi pendidikan digambarkan sebagai alat-alat audiovisual seperti
radio dan kaset. Perkembangan audiovisual pada awal tahun 1990-an merupakan
media bergerak yang pertama.
Sejarawan teknologi
pendidikan, Paul Saetler (1990) mengakui kesulitan untuk mengidentifikasi kapan
dan siapa yang menggunakan istilah Teknologi Pendidikan pertama kali. Dia
membuktikan bahwa penggunaan educational
engineering pada tahun 1920-an, dan educational
technology dan instructional
technology pada akhir tahun 1940-an.
Hubungan yang erat
antara teknologi industri dan teknologi pendidikan sudah ada sejak awal abad
ke-20 (Finn, 1957, Heinich, 1984). Pada 1920 dan 1930, teknologi pendidikan
audio dan visual berkembang secara baik. Alat bantu visual umumnya
diklasifikasikan dari tingkat kekonkretannya sampai dengan tingkat yang makin
abstrak. (Hoban, Hoban dan Zisman, 1937). Alat bantu visual adalah gambar,
model, objek atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkret melalui
visualisasi. Dengan adanya perkembangan teknologi, pemanfaatan rekaman suara
dan film berusara dalam audio dan visual, sehingga dapat menyajikan pengalaman
konkret dan kaya kepada siswa.[2]
Januszewski (2001:
2-15) mengungkapkan bahwa terdapat tiga faktor yang banyak melandasi dan
mepertajam teknologi pendidikan sebagai suatu kajian, yaitu engineering (Bern, 1961; Szabo, 1968), science (Finn, 1953; Ely, 1970;
Jorgenson, 1981; Saettler, 1990; Shork, 1990), dan the development of the audiovisual education movement (Ely, 1963;
Ely, 1970; Jorgerson, 1981; Saettler, 1990; Shrock, 1990). Dari hasil kajiannya
menunjukkan bahwa teknologi pendidikan memiliki keterkaitan dan saling
kebergantungan dengan ketiga faktor tersebut (engineering, science, dan audiovisual education).
Pada 1960-an,
teknologi pendidikan menjadi salah satu kajian yang banyak mendapat perhatian
di lingkungan ahli pendidikan. Pada awalnya, teknologi pendidikan merupakan
kelanjutan perkembangan dari kajian-kajian tentang penggunaan audiovisual, dan
program belajar dalam penyelenggraan pendidikan. Kajian tersebut pada
hakikatnya merupakan usaha dalam memecahkan masalah belajar manusia (human learning. Solusi yang diambil
melalui kajian teknologi pendidikan bahwa pemecahan masalah belajar perlu menggunakan
pendekatan-pendekatan yang fungsional dengan banyak memfungsikan pemanfaatan
sumber belajar (learning resources)
untuk kepentingan pemecahan masalah belajar yang dihadapi setiap peserta didik.
Sejarah secara
signifikan menunjukan pada 1980-an perkembangan teknologi pendidikan selaras
dengan perkembangan mikrokomputer dan pengadopsian yang sangat cepat dalam
perkembangan sistem pembelajaran.
Aplikasi pembelajaran mikrokomputer telah mendominasi literature rancangan
pembelajaran. Kemungkinan terbukanya mikrokomputer dalam pemanfaatan
pembelajaran dalam psikologi kognitif dan strategi rekayasa pengetahuan. Tahun
1980-an telah menjadi saksi mata tumbuhnya pemanfaatan perkembangan
pembelajaran oleh dunia bisnis dan kelompok nonsekolah lainnya.
Teknologi informasi
dan komunikasi mendominasi teknologi pendidikan antara tahun 1980-1990-an
hingga saat ini. Ditandai dengan banyaknya sumber belajar dan bahan-bahan ajar
yang berasal dari computer dan internet. Aplikasi teknologi komunikasi dan
informasi telah memungkinkan terciptanya lingkungan belajar global yang
berhubungan dengan jaringan yang menempatkan siswa di tengah-tengah proses
pembelajaran, dikelilingi berbagai sumber belajar dan layanan elektronik.
Penggunaan teknologi berbasis computer seperti videodiscs, CD-ROMs, Multimedia,
digital presentation, interaktif video, teleconferencing, compressed video dan
internet secara langsung menambah dan meningkatkan proses belajar mengajar.
Internet telah menjadi sumber belajar atau perpustakaan yang terbesar yang di
dalamnya terdapat jutaan bahkan miliaran informasi. Dengan internet kita dapat
berkomunikasi dan belajar secara langsung waktu dalam jarak yang jauh dan
tempat yang beerbeda (digital online).
Belajar pada manusia
merupakan objek formal dari teknologi pendidikan, baik sebagai pribadi maupun
yang tergabung dalam organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam
lingkup persekolahan ataupun pelatihan. Belajar dapat dilakukan di mana saja
dan oleh siapa saja dengan cara dan apa yang sesuai dengan kondisi dan
keperluan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih menitikberatkan pada
pemecahan masalah dalam bidang persekolahan. Sedangkan bidang garapan teknologi
pendidikan itu luas sekali.
Penerapan teknologi
pendidikan tidak hanya pada pendidikan yang pada umumnya berlaku di sekolah,
atau pelatihan yang dilaksanakan oleh lemabag-lembaga, Institusi atau
departememn saja, tetapi penerapan teknologi pendidikan juga berkembang luas di
luar lembaga pendidikan. Kegiatan belajar tidak hanya dilakukan oleh perseorangan,
melainkan juga oleh kelompok dan organisasi.
C.
Penerapan Teknologi Pendidikan
pada Pendidikan Agama Islam
Teknologi pendidikan
telah berkembang sebagai suatu disiplin keilmuan yang berdiri sendiri.
Perkembangan tersebut dilandasi oleh serangkaian dalil atau dasar yang
dijadikan patokan pembenaran. Secara filosofi, dasar keilmuan itu meliputi:
Ontologi yaitu rumusan tentang gejala pengamatan yang dibatasi pada suatu pokok
telaah khusus yang tidak tergarap oleh bidang telaah lain. Contohnya siswa atau
peserta didik bergaul dengan dunia lingkungan dan mempunyai dorongan yang kuat
untuk mengerti sesuatu oleh karena itu teknologi pendidikan dalam hal ini
sebagai tahapan pengembangan untuk memudahkan hubungan siswa atau peserta didik
dengan dunia lingkungannya peserta didik baik dimasyarakat atau disekolah
selalu menghadapi realita atau objek pengalaman.
Epistemology, yaitu
usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh kebenaran dalam pokok telaah
yang ditentukan, contohnya ia membahas mengenai tentang pendidikan yang
mengahadapi banyak persoalan-persoalan pendidikan seperti kurikulum, teori
belajar, strategi belajar, bahan atau sarana dan prasarana yang menghantarkan
terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan.
Aksiologi yaitu
nilai-nilai yang menentukan kegunaan dari pokok telaah yang ditentukan, yang
mempersoalkan nilai moral atau etikan dan nilai seni serta keindahan/estetika.
Contohnya peningkatan mutu pendidikan seperti menarik, efektif, efisien dan
relevan dan penyempurnaan system pendidikan, dan juga meluas dan meratanya
kesempatan akses pendidikan, penyesuaian dengan kondisi pembelajaran atau
penyelarasan dengan perkembangan lingkungan dan peningkatan partisipasi
masyarakat.[3]
Teknologi pendidikan
perlu dipikirkan dan dibahas terus-menerus karena adanya kebutuhan nyata yang
mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu: (a) tekad megadakan perluasan
dan pemerataan kesempatan belajar, (b) keharusan meningkatkan mutu pendidikan
berupa penyempurnaan kurikulum, menyediakan berbagai sarana pembelajaran, (c)
penyempurnaan system pendidikan dengan penelitian dan pengembangan.
Teknologi pendidikan
merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan
pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia. Fungsi-fungsi teknologi pendidikan
meliputi: Sumber Belajar, Pengelolaan Pendidikan, dan Pengembangan Pendidikan.
Fungsi-fungsi
teknologi pendidikan meliputi: Sumber belajar , Pengelolaan Pendidikan dan
Pengembangan Pendidikan. Pengelolaan pendidikan meliputi pengelolaan organisasi
dan pengelolaan orang. Pengembangan pendidikan terdiri atas pengembangan teori
penelitian, perancangan, produksi, penilaian dan pemanfaatan. Sumber belajar
ada yang dirancang khusus untuk pembelajran (by design) dan ada yang dirancang
untuk dapat dimanfaatkan sebagai keperluan pembelajaran (by utilization) dan
sumber belajar dapat berasal dari bahan, alat atau perlengkapan, manusia dan
tempat atau lingkungan. Semua fungsi atau kawan teknologi bertujuan agar proses
pembelajaran bagi peserta didik dapat berjalan dengan baik.
Dari fungsi-fungsi
ini, teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai; “Teknologi pendidikan adalah
teori yang berkenaan dengan cara bagaimana masalah-masalah belajar manusia
diidentifikasi dan dipecahkan.”
Teknologi pendidikan
adalah suatu bidang yang mencakup penerapan proses yang kompleks dan terpadu
dalam menganalisis dan memecahkan masalah-masalah belajar manusia.
Teknologi pendidikan
merupakan profesi dalam bentuk usaha yang terorganisir untuk menetapkan teori,
teknik intelektual, dan penerapan praktis teknologi pendidikan.
Perkembangan
terakhir, teknologi pendidikan secara konseptual didefinisikan sebagai: teori
dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan
penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar (Barbara Seels, 1994).
Definisi tersebut mengandung pengertian ada empat komponen dalam teknologi
pembelajaran, yaitu: (a) teori dan praktik; (b) desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian; (c) proses, sumber dan
sistem; (d) untuk belajar.
1.
Suatu
profesi harus memiliki landasan pengetahuan yang menunjang praktik. Teori
terdiri dari konsep, bangun (konstruk), prinsip dan proposisi yang memberi
sumabngan Teori dan Praktik terhadap ilmu pengetahuan. Sedangkan praktik
merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah. Teori dan
praktik banyak menggunakan model. Dan teori juga menghasilkan model untuk
menvisualisasikan hubungan model yang disebut model konseptual.
2.
Desain,
Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, Penilaian dan Penelitian. Peristilahan
in berhubungan dengan daerah basis pengetahuan maupun tugas yang dilakukan para
pelaku dalam bidangnya masing-masing. Masing-masing peristilahan memiliki
lingkup dan ciri khas untuk berkembang menjadi bidang kajian tersendiri.
3.
Proses,
Sumber dan Sistem. Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang
diarahkan pada suatu hasil tertentu. Sumber ialah hal yang mendukung
terjadingan belajar, termasuk sistem pelayanan,
bahan pembelajaran dan lingkungan.
4.
Untuk
Belajar.Belajar adalah tujuan dan pembelajaran adalah sarana untuk mencapai
tujuan belajar menyangkut adanya peruban yang relatif permanen pada pengetahuan
atau perilaku seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982).
Berikut
penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara
lain, yaitu:
1. Penggunaan program power point dalam
proses pembelajaran PAI di kelas. Melalui proram tersebut, guru tinggal menulis
poin-poin penting materi yang akan disampaikan.
2. Menggunakan e-mail untuk
mengumpulkan tugas dari peserta didik.
3. Menggunakan mailing list untuk
diskusi kelas yang diajarkan.
4. Menggunakan web blog untuk
pembelajaran di dalam atau luar kelas.
Telaah faktor yang mempengaruhi penerapan tekhnologi
informasi dalam Pembelajaran PAI yaitu :
a. Dukungan sarana dan prasarana yang
representatif.
b. Pembiayaan sebagai salah satu
instrument yang mendukung pengadaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI melalui
tekhnologi informasi.
c. Dukungan dan kebijakan baik dari
pemerintah dan masyarakat, dalam pembelajaran PAI.
d. Pentingnya dimiliki sumber daya,
kemampuan dan keterampilan dalam penggunaan tekhnologi informasi terutama dalam
proses pembelajaran.
e. Aplikasi sistem (Software), oleh
karena itu penting pengadaan dan penggunaan aplikasi yang mendukung model-model
pembelajaran.
f. Motifasi dan ketertarikan siswa
dalam pembelajaran PAI yang menggunakan tehnologi.
g. Tekhnologi informasi dalam
pembelajaran pada sisi lain membawa pengaruh negative terhadap diri siswa.
h. Pentingnya penyediaan tenaga tekhnis
yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam mengelolah dan memelihara
peralatan.[4]
D. Hal
Berkaitan Dengan Teknologi Pendidikan
a.
Teknologi pendidikan
adalah teori tentang bagai mana masalah-masalah belajar didevinisikan dan
dipecahkan.
b.
Teknologi pndidikan
adalah suatu lapangan yang komplek yang melibtkan berbagai aspek , proses
integrasi , menganalisis dan memecahkan masalah-masalah belajar.
c.
Teknologi pendidikan
adalah suatu profesi dadari teknologi dalam kegiatan usaha mengorganisasi,
mengemplementasikan teori, teknik dan praktek aplikasinya.
d.
Teknologi pendidikan
sering dikacaukan dengan teknologi pendidikan. Teknologi dalam pendidikan
adalah aplikasi terhadap sesuatu yang melibatkan suatu badan penyelenggara
pendidikan. Termasuk kedalamnya aplikasi teknologi dalam makanan, kesehatan,
pembiyayaan, penceranaan, pelaporan lembaga. Teknolgi pendidikan tidak sama
dengan teknologi didalam pendidikan.
e.
Teknologi pendidkn
sering dikacaukan dengan teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran adalah
suatu sub-set (perangkat) dari teknologi pendidikan, berdasarkan bahwa pengajaran
adalah sub-setdari pendidikan. Jadi,
seluruh teknologi pengajaran cocok dalam parameter teknologi pengajaran;
sedangkan teknologi pendididkan tidak cocok dalam parameter yeknologi
pengajaran. Teknologi pengajaran tekanannya dalam kegiatannya operasional,
sedangkan teknologi pendidikan lebih menekankan bahwa fungsi pengembangan dan
manajemen. Oleh karna itu, mereka lebih banyak menggunakan sumber-sumber belajar
dari pada komponen-komponen sistem pengajaran, mereka memasukkan seluruh sumber
belajar yang dapat dipergunakan fasilitas belajar.
f.
Definisi teknologi
pendidikan merupakan suatu teori, sebab ia mempertemukan kriteria dari
eksistensi suatu fenomena, menerangkan, menyimpulkan, orientasi, sistematik,
identifikasi, strategi generalisasi riset,
predikasi, dan suatu prinsip atau sekumpulan prinsip.
g.
Tenik pendidikan
memiliki teknik intelektual yang khas. Suatu pendekatan untuk memecahkan
masalah-masalah. Masing-masing fungsi pengembangan dan manajemen memiliki
teknik tersendiri digabungkan dengannya. Teknik intelektual dari teknologi
pendidikan lebih daripada jumlah bagian-bagian. Ini melibatkan integrasi sistematika dari teknologi khusus dari
fungsi-fungsi ini dan hubungannya, kedalam suatu yang kompleks, proses
integrasi untuk menganalisis keseluruhan masalah dan menciptakan jalan keluar
baru. Memptodeksi suatu efek sinergistik,
Menghasilkan
keluaran yang tidak berdasarkan pada pelaksana elemen-elemen khusus secara
terpisah. Jadi teknologi pendidikan ini khas, tidak ada lapangan lain yang
menyamaianya. Teknologi pendidikan memiliki aplikasi praktistik. Eksistensi
sumber-sumber belajar dan performance dari fungsi-fungsi pengembangan dan
manajemen, serta merupakan petunjuk yang tegas dari aplikasi praktis. Aplikasi
teknologi pendidikan mempengaruhi struktur organisasi pendidikan sebagai
berikut :
a. Mengubah
dampak yang kuat dari teknologi pendidikan yang strategi kurikulu.
b. Memperkenalkan
4 tipe pola pendidikan manusia sendiri sebagai sumber, sumber lain yang
digunakan orang dan control, orang-orang dalam tanggung jawab bersama dengan
sumber lain, (digabungkann kedalam system pendidikan yang mengunakan media
pengajara), sumber lain (media pengajaran) sendiri.
c. Membuat
kemungkinan adanya bentuk-bentuk alternative lembaga untuk fasilitas belajar,
dan dapat melayani seluruh tipe alternative lembaga ini. Aplikasi-aplikasi ini
memiliki dampak yang bearti pada proses, spesifik pendidikan mengubah teknik
berbuat, dan orang-orang yang berbuat, ketentuan isi (termasuk standardisasi,
pemilihan, kuantitas dan kualitas) desain, produksi, evaluasi pengajaran,
interaksi siswa. Hasilnya menunjukkan perubahan drastic dalam tata aturan
sistem-sistem sekolah dan guru-guru secara individual.
Teknologi
pendidikan memiliki panduan untuk latihan dan mendapatkan sertifikat. Merupakan
kerangka dasar kompetensi untuk melatih orang-orang yang melaksanakan tugas
dalam teknologi pendidikan. Kerangka merupakan dasar pada kelompok-kelompok
tugas dari bermacam-macam fungsi dalam bidang teknologi pendidikan dan teknoloi
pengajaran. Kelompok mengambarkan spesialisasi dalam lapangan yang singkat,
yaitu :
a.
Pengembangan program
b.
Pengembangan produksi
media
c.
Manajemen media
Teknologi
pendidikan memiliki persyaratan untuk para pengembang dan implementasi
kepemimpinan dalam profsi yang disiapkan melalui bermacam-macam kegiatan
kaderisasi kepemimpinan dan program-program masa belajar. Ditambah
latihan-latihan fungsi kepemimpinan dalam lapangan pendidikan melalui peran
serta dalam kerja sama kelompok dana bantuan dan publikasi.
E. Teknologi Dalam Pendidikan
Teknologi dalam
pendidikan mencakup mencakup semua alat yang dapat digunakan untuk menyajikan,
dan khususnya yang berkenaan dengan
pendidikan dan penilaian, seperti televisi, laboratorium bahasa, dan berbagai
media yang diproyeksiakan serta komputer. Dapat dikatakan, bahwa semua yang
tercakup sebagai audio-visual aids
digolongkan sebagai teknologi dalam pendidikan (technology in education) (hamalik 2000; 18).
Bidang alat-alat audio –visual itu
sendiri merupakan perpaduan antara dua hal berbeda, tetapi saling berkaitan,
yang disebut dengan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Perangkt keras berkenaan dengan peralatan/perlengkapan, seperti: OHP, proyektor
slide, tape recorder, televisi, video cassette, mikro komputer. Perangkat lunak
berkaitan dengan berbagai macam yang digunakan dalam hubungannya dengan
peralatan tadi, seperti transparansi, audiotape, rekaman video, dan program
komputer.
Teknologi daam
pendidikan merupakan suatu objek yang sangat penting dari teknologi pendidikan
berkenaan terutama dengan penggunaan unit-unit audio-visual aids dengan
mempergunakan perangkat keras sesuai dengan perangkat lunak, maka efisiensi dan
efektivitas, serta kualitas pembelajaran dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
Hal ini yang mendasari perkembangan teknologi dalam pendidikan dewasa ini.
Perangkat keras mengandung konotasi penggunaan teknik engineering seperti optik dan elektronik dan selanjutnya
dikembangkan perangkat lunak berupa materi belajar. Yang serasi yang
berlandaskan pada psikologi dan teori-teori belajar, yang pada gilirannya
menimbulkan pemikiran mengenai perlunya desain belajar mengajar, dan pada
akhirnya muncul penafsiran baru yang disebut dengan teknologi pendidikan.
F. Cara-Cara Menggunakan Atau Memanfaatkan Alat-Alat
Teknologi Pendidikan Dan Jaringan Informasi
Banyak
tokoh teknologi pendidikan, seperti Thorndike, Pressey, Pavlov, Skinner,
Crowder dan sebagainya. Edward L. Thorndike terkenal dengan teorinya law of
effect, dimana belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memeberikan rasa
senang kepada diri anak. Oleh Karena itu setiap jawaban dari stimulus harus
diikuti dengan reinforcements tertentu, sehingga anak merasakan sukses
berangkai. pressey memperkenalkan mesin mengajar (teaching machine) sebagai
perangkat keras yang harus diisi dengan perangkat lunak. Pressey menggunakan
tes objektif yang dapat dinilai sendiri oleh anak.
Kemajuan yang dicapai
manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan
dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan
kemajuan ilmu dan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah
paling menonjol dalam rangka kemajuan itu, dalam rangka kegiatan pendidikan,
ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari paling sederhana sampai kepada
yang canggih. Beberapa cara menggunakan dan memanfaatkan alat-alat teknologi
antara lain sebagai berikut:
a. Papan
tulis
Papan tulis digunakan hamper
si setiap ruangan kelas.papan tulis biasanya terbuat dari papan biasa, tripleks
atau slate. Papan tulis sangat baik untuk membuat tulisan, gambar, grafik dan
sebagainya. Di sekolah-sekolah tradisional papan tulis biasanya dipakai secara
penuh, akan tetapi disekolah-sekolah modern, dimana media teknologi cukup
bervariasi, papan tulis biasanya digunakan secara terbatas.
Papan tulis mempunyai nilai
tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan secara jelas, kesalahan
tulisan mudah diperbaiki, dapat merasang anak untuk aktif, dapat menarik
perhatian. Penggunaan papan tulis memerlukan keterampilan menulis dan kerajinan
membersihkannya.
b. Bulletin
board dan display
Alat ini
biasanya dibuat secara khusus dan digunakan untuk mempertontonkan pekerjaan
siswa, gambar-gambar, bagan, poster atau objek berdimensi lainnya. Bulletin
board dan display mempunyai nilai tertentu,
seperti tempat mempertontonkan gambar-gambar khusus yang menunjukkan
benda, poster atau karya kelas lainnya, dapat digunakan sebagai papan
pengumuman kelas, pengumuman sekolah atau petugas- petugas memperluas minat
anak dan menimbulkan semangat dan bertanggung jawab bersama, menambah
pengalaman baru, membangkitkan kecakapan artistic, merangsang inisiatif,
kreativitas dan sebagainya.
c. Gambar
dan ilustrasi fotografi
Gambar ini tidak
diproyeksikan, dapat disekitar kita dan relative mudah diperoleh untuk
pertunjukkan kepada anak. Gambar ilustrasi fotografi yang berwarna lebih
menarik, arti dari sebuah gambar ditentukan oleh persepsi masing-masing. Gambar dan ilustrasi fotografi mempunyai
nilai tertentu, yaitu bersifat konkret, tak terlalu terbatas pada ruang dan
waktu, membantu memperjelas masalah, membantu kelemahan indera, mudah didapati,
relatif murah, disamping mudah digunakan.
d. Slide
dan filmstrip
Slide dan filmstrip
merupakan gambar yang di proyeksikan, dapat dilihat mudah dan dioperasikan.
Disekolah-sekolah tradisional hamper tak pernah digunakan karena slide dan
filmstrip mensyaratkan sumber tenaga listrik dan perangkat keras.
Slide dan filmstrip
mempunyai nilai tertentu, yaitu memudahkan penyajian seperangkat materi
tertentu, membangkitkan minat anak, keseragaman informasi, dapat dilakukan
secara berulang-ulang, menjangkau semua bidang pelajaran. Penggunaan slide dan
filmstrio memerlukan keterampilan tertentu, termasuk kemampuan memberi
penjelasan, baik penjelasan pokok maupun pejjelasan tambahan.
e. Film
Film pendidik dianggap
efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film yang diputar
didepan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran.
Film mempunyai nilai
tertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing
inspirasi baru, menarik perhatian, penyajian lebih baik karena mengandung
nilai-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya,
sebagai pelengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan
bahasa dll.
f. Rekaman
pendidikan
Istilah
asing dari alat ini adalah recording, yakni alat audio yang tidak diikuti
dengan visual. Melalui alat ini kita dapat mendengarkan cerita, pidato, music,
sajak, pengejian dll. Rekaman ini sering dilakukan oleh kelompok individu siswa
misalnya merekam ceramah guru.
Rekaman
pendidikan memiliki nilai tertentu, seperti dapat memberikan bermacam-macam
bahan, pelajaran dapat lebih konkret, mendorong aktifitas belajar, dapat dibawa
kemana-mana, keaslian berang lebih terjamin, penggunaan barang lebih efisien.
8. Radio
pedidikan
Radio adalah alat elektronik
yang muncul dari hasil teknologi komunikasi. Melalui alat ini orang dapat
mendengarkan siaran dari berbagai penjuru dan peristiwa. Radio pendidikan
biasanya tidak dipergunakan penuh langsung untuk tujuan pendidikan. Di radio
pendidikan, biasanya siaran khusus untuk pendidikan diatur dengan jadwal.
Radio pendidikan mempunyai
nilai tertentu, seperti memberikan berita yang up to date, menarik minat,
jangkuan luas, berdasrkan kenyataan, mendorong kreatif, mempunyai nilai
rekreatif.
9. Televise
pendidikan
Televise adalah alat
elektronik yang berfungsi menyerbarkan gambar dan diikuti oleh suara tertentu.
Pada dasarnya sama dengan gambar hidup bersuara. Televise pendidikan dianggap
barang mewah, karenanya sulit dijangkau. Penggunaan televise, menurut yusufhadi
miarso (1980) dapat dilakukan dengan beberapa alternative.
a. Televise
siaran, yaitu pemancaran melalui saluran televisi umum dengan berkas pancaran
meluas atau tidak tertuju ke arah tertentu. Pemancaran ini merupakan rangakaian
terbuka (open circuit) dan umumnya dapat diterima oleh pesawat penerima biasa.
b. Televise
rangkaian tertutup (closed circuit television) yang pancarannya tidak dapat
melalui kabel koasial atau gelombang mikro (untuk ini diperlukan peralatan
penerimaan khusus).
c. Televisi
pengajaran dengan pelayanan tertentu (instructional television fixed service),
yaitu system pemancaran dan penerimaan televisi pada frekuensi istimewa yang
khusus dialokasikan.
d. Televise
slow scan yaitu system pemancaran gambar mati secara bertahap dengan melalui
saluran telepon atau radio biasa. System ini mirip dengan faksimile, hanya
dalam slowscan gambar dibentuk dalam waktu yang singkat dan gambaran disajikan
dalam CRT (cathode ray tube) sedangkan faksimile memproduksi kopi cetak (copy
printout) dalam waktu yang lebih lama.
e. Televise
time shared, suatu rangkaian sistem yang satu saluran televisi memancarkan,
misalnya 300 gambar mati kepada 300 penonton yang berlainan, masing-masing
untuk 30 detik, biasanya kita mengamati 300 frame yang berurutan dari satu
gambar yang hidup.
f. Teleblackboard
yaitu suatu teknik yang dikembangkan oleh ITB dengan bekerjasama T.H. Delf yang
mampu memancarkan secara serentak suara dengan tulisan dan garis yang
dibuat di sebidang papan khusus.
Televise pendidikan mempunyai nilai tertentu, yaitu
bersifat langsung dan nyata, jangkauan luas, memungkinkan penyajian aneka ragam
peristiwa dan menarik minat.
10. Peta
dan globe
Peta
adalah penyajian visual dari muka bumi, globe adalah bola bumi atau model. Peta
dan globe berbeda secara gradual, akan tetapi saling melengkapi.
11.
Buku pelajaran
Buku
pelajaran merupakan alat pelajaran yang paling populer dan banyak digunakan
ditengah-tengah penggunaan alat pelajaran lainnya, lebih-lebih akhir-akhir ini,
dimana alat cetak telah memasuki abad super modern.
Buku
pelajaran mempunyai nilai tertentu, seperti membantu guru dalam merealisasikan
kurikulum, memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan pegangan,
memancing aspirasi, dapat menyajikan materi yang seragam, mudah diulang dan
sebagainya.
12.
Overhead projector
Proyektor
lintas kepala (overhead projector) memproyeksikan pada layar apa yang tergambar
atau tertulis pada kertas transparan. Penggunaan transparan tidak jauh berbeda
dengan penggunaan papan tulis. Alat ini dapat digunakan dengan tidak harus
menggelapkan ruangan.
13.
Tape recorder
Alat ini
sudah memasyarakatkan. Alat ini sangat serasi untuk digunakan dalam pelajaran
bahasa. Keuntungan penggunaan alat ini antara lain murid dapat mendengarkan
kembali apa yang dibacanya, dapat digunakan dalam interview, memudahkan
pemahamanterhadap pengguasaan anak terutama dalam pelajaran bahasa.
14.
Alat teknologi pendidikan lainnya adalah mesin belajar
dan belajar berprograma, laboratorium bahasa, computer, model, pameran, museum
sekolah, dramatisasi, dan demonstrasi, manusia sumber, surveimasyarakat,
pelayanan terhadap masyarakat, kemah, kerja lapangan dan lain sebagainya juga
merupakan media pendidikan yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Beberapa
rumusan spesifik yang dapat ditarik berdasarkan uraian diatas, yaitu :
1. Teknologi
pendidikan merupakan media yang lahir dari revolusi teknologi komunikasi yang
dapat digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Teknologi pendidikan
mensyaratkan ide, peralatan, organisasi dan manajemen yang dikaji secara
sistematis, rasional dan ilmiah.
2. Pemanfaatan
teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan dan teknologi pendidikan itu
sendiri mutlak perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan
pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional seperti dituntut teknologi
pendidikan tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.
3. Pemanfaatan
media pendidikan mempunyai implikasi tertentu dalam proses belajar mengajar,
sesuai dengan ciri dan kegunaan masing-masing media itu. Teknologi pendidikan
itu sendiri menyangkut perangkat keras dan perangkat lunak, yang dalam
praktiknya biasanya saling mengisi.
4. Teknologi
pendidikan mempunyai arti tertentu dalam kegiatan belajar mengajar, seperti
pendidikan lebih produktif, memungkinkan pengajaran lebih individual, ilmiah,
seketika dan luas.
5. Teknologi
pendidikan tidak selamanya mengandung ati pemanfaatan perangkat keras yang
rumit dan kompleks. Bentuk pengajaran seperti ceramah, diskusi, seminar,
karyawisata dan sebagainya dapat memenuhi syarat-syarat teknologi pendidikan.
Dalam teknologi pendidikan yang paling penting adalah bahwa kegiatan pengajaran
didekati secara sistematis, rasional dan ilmiah.
6. Pemanfaatan
media teknologi pendidikan yang beraneka ragam itu menuntut keterampilan
tersendiri dari para pelaksana pendidikan.[5]
G.
Pengembangan
jaringan informasi
Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan
tuntutan yang harus dipenuhi oleh institusi pendidikan atau pusat-pusat
latihan, terutama memasuki abad ke-21 ini. Orang makin sadar, bahwa akumulasi
modal, kemampuan teknologi, situasi dan sumber daya alam hanya menyumbang
sekitar 20% bagi produktivitas dan pertumbuhan ekonomi pada umumnya. Selebihnya,
sekitar 80% ditentukan oleh kualiotas sumber daya manusia, berupa keterampilan
dan kemampuan profesional dalam bidang manajemen. Makin mampu bangsa kita
menata kualitas sumber daya manusia, makin mudah pula usaha mewujudkan
masyarakat bahagia atau masyarakat yang mempunyai mobilitas tinggi yang
terhindar dari kemiskinan dan frustasi.
Kalangan bisnis industrial pada abad ke-21 harus makin
sadar, bahwa keunggulam komparatif bukanlah terletak pada upah buruh rendah,
bahan baku murah, memanipulasi timbangan, dan penurunan kualitas produk untuk
mengejar kuantitas/ keunggulan komparatif justru terletak pada kualitas sumber
daya manusianya. Mengikuti konsep pendekatan korelasi (correlation approach),
bahwa makin tinggi rata-rata tingkat pendidikan penduduk suatu Negara. Tugas
penyelenggara pendidikan yang sekaligus menjadi tugas kita semua adalah
mengupayakan universalisasi pendidikan setinggi mungkin, minimal pada tingkat
SLTP atau pendidikan dasar9 tahun. Jika rata-rata penduduk kelas bawah telah
punya kemampuan skolastik (menulis, membaca dan berhitung), maka upaya
mewujudkan masyarakat bahagia akan makin mudah.
Pengembangan jaringan informasi adalah upaya mendasar
yang perlu disegerakan. Masyarakat kalangan bawah, seperti kelompok-kelompok
rumah tangga miskin, rentan, tak berdaya, dan labil adalah kelompok sasaran
yang harus diutamakan. Kelompok masyarakat semacam ini bersikap statis, tanpa
persaingan yang memadai dan pasrah menghadapi lingkungan (chambers, 1988).
Sejalan dengan itu, ada kelompok dinamis yang selalu merasakan waktu yang 1x24
jam sehari semalam terlalu singkat, uang tabungan selalu terlalu kecil, mobil
mewah kurang mewah, parabola belum cukup dan berlibur sekali setahun ke objek
rekreasi terindah di dunia terlalu jarang. Jurang perbedaan antara kelompok
beruntung dan kelompok teraniaya laksana bumi dengan langit. Pengembangan
jaringan informasi yang mudah, murah dan bermanfaat merupakan salah satu
alternative pilihan yang dapat diambil segera.
1. Alat teknologi untuk pendidikan
Disadari
atau tidak oleh seluruh masyarakat Indonesia, yang nyata adalah : tidak semua
warga punya nasib baik. Kalau dikota-kota, orang sudah meraskan nikmat dan
dampak globalisasi, didesa-desa orang tetap beralat dengan alam untuk mencari
sesuap nasi. Orang kota sudah mengenal antenna parabola, televisi kabel, fax,
telepon digital, computer netway, tele = education, tele-library,
tele-laboratory, tele-conference dan sebagainya. Orang desa, sebaliknya,
berpindah dari lahan garapan satu ke lahan garapan yang lain, ke tanaman
produksi/sayuran sejenis ke jenis lain, pola menu makanan yang menoton,
bertambah banyak anak, rentan penyakit, dan buta informasi serta pendidikan
anak tertinggal.
Salah satu penyebab ketertinggalan itu adalah ketidakadaan alat
teknologi seperti televise, yang bukan saja tidak terbeli tetapi belum
terjangkau oleh siaran. Pada skala nasional, diperkirakan TVRI dan TPI baru
daapat dinikmati oleh 60% penduduk. Satu-satunya alat teknologi yang dimiliki
oleh hampir seluruh penduduk desa terpencil, berdasarkan hasil studi kasus
adalah radio (Sudarwan dan Hadiwinarto, 1992). Meskipun demikian, ternyata
acara yang paling mereka senangi adalah siaran berita dan hiburan (musik
dangdut, pop, dan sandiwara). Masyarakat desa, terutama di desa-desa pedalaman
sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan irian dan di banyak pulau kecil belum dapat
menikmati siaran TVRI dan TPI, karena tidak tersedia relay yang cukup, tidak
sanggup membeli atau alas an lain.
Penggunaan teknologi komunikasi televise, seperti TVRI dan TPI makin
dirasakan manfaatnya, terutama sejalan dengan program pemerataan kuantitatif
bidang pendidikan. Dibukanya TPI, program siaran untuk mahasiswa universitas
terbuka, pengajaran bahasa, siaran pedesaan, film seri dan film lepas dan
informasi pembangunan lain sangat membantu percepatan arus informasi kepada
masyarakat. Khusus untuk program pengajaran di TPI, meskipin secara konseptual
diakui manfaatnya besar, namun dari segi teknis masih perlu pembenahan, seperti
jam siaran yang notabene sebagian besar konsumennya sedang berada dikelas,
lebih-lebih ada perbedaan waktu antara Indonesia bagian barat, tengah dan
timur. Efesiensi dan percepatan arus informasi yang diperlukan oleh anak didik.
Sementara itu memang masih dirasakan bahwa tersedianya alat-alat
teknologi canggih, terutama teknologi informasi dan komunikasi baru intensif
dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan pertahanan dan keamanan, penginderaan jarak
jauh, bisnis, industri, penerbangan, perbankan, hiburan, promosi dan lain-lain.
Pemanfaatannya untuk kepentingan pendidikan (dalam arti pendistribusian subject
matter) belum sepenuhnya memadai. Alat-alat canggih bidang teknologi informasi
komunikasi dimasa dating, terutama pada skala terbatas, akan memungkinkan
hadirnya sajian bahan pendidikan, perpustakaan laboratorium jarakn jauh.
2.
Media catak dan sarana fisik
Media
cetak yang murah dan banyak jumlahnya serta terbesar pada seluruh wilayah
menjadi dambaan seluruh umat. Fungsinya tidak kalah dengan radio (program
audio) dan televise (program audio visual),. Bahkan untuk kalangan tertentu,
bahan bacaan (buku, jurnal, majalah, Koran, manual instruction, brosur dan
lain-lain) lebih menguntungkan, karena dapat dibaca ulang dan dijadikan bahan
acuan ilmiah. Bahan-bahan itu tersebar ditoko-toko buku, dirumah-rumah pribadi,
di kaki lima dan bahkan di tangan pedagang asongan.
Di Indonesia, secara kuantitatif, perpustakaan yang ada cukup memadai.
Tahun 1986, ada 295 buah perpustakaan khusus, perpustakaan universitas (negeri
dan swasta) sebanyak 252 buah, perpustakaan keliling 111 buah, perpustakaan
sekolah 1.139 buah, perpustakaan desa 524 buah, dan perpustakaan wilayah (di
tingkat propinsi dan kabupaten) ada 300 buah (Daud, 1992). Jumlah pertambahan
halaman buku dan media cetak lain diperpustakaan kita, dalam satuan tahun,
memang belum dicatat secara pasti. Namun demikian, melihat perkembangan global,
dimana setiap tahun ada pertambahan sekitar 60.000.000 halaman media cetak di
perpustakaan, tentu saja yang kita nikmati baru bebrapa di antaranya, di banyak
perpustakaan universitas, dipusat dokumentasi ilmiah (PDII-LIPI), di lembaga
(balai/pusat penelitian universitas, di litbang departemen ada sejenisnya juga
dihimpun data hasil penelitian, abstraksi tesis dan disertai, proseding seminar
dan lain-lain, yang menurut mempercepat proses pendistribusian informasi ilmiah
yang mahal harganya, namun bermanfaat besar bagi kehidupan umat manusia.
Jaringan informasi perlu
dikembangkan dengan jalan mengerakkan bebrapa kunci utama. Marwah Daud Ibrahim
(1992), project program, mengemukakan bahwa ada bebrapa kunci utama dalam
mengembangkan suatu jaringan informasi, yaitu:
Pertama, komitmen yang konsisten
untuk melengkapi jumlah dan jenis buku serta alat belajar. Mungkin dengan
bahasa lain dapat dikatakan bahwa, dibutuhkan suatu kemauan politik untuk
memberikan perhatian pada sumber dan media informasi pendidikan. Selama ini
perhatian biasanya lebih diutamakan pada gedung, belum pada isi perpustakaan
yang merupakan roh, serta sumber hidup dan persyaratan peningkatan kualitas
tenaga didik dan peserta didik, kita berharap bahwa di masa depan, perhatian
lebih difokuskan pada efektivitas sarana yang sangat penting ini.
Kedua,
sistem pendidikan yang mendorong orang untuk meningkatkan kegairahan belajar
bukan sekedar kesiapan mengikuti dan lulus ujian. Sampai sekarang masih sering
terdengar keluhan bahwa untuk apa meningkatkan fasilitas perpustakaan atau
koleksi buku, jika jumlah orang yang dating membaca atau meminjam buku masih
sangat terbatas. Karena itu tanpa upaya serius untuk mengembangkan sistem belajar
yang mendorong mahasiswa mencari ilmu sendiri, dan melihat guru sebagai
fasilitator belajar, tampaknya perpustakaan akan sepi pengunjung. Lalu apa
gunanya bicara tentang pengembangan jaringan jika yang ada saja tidak
termaksimalkan penggunaannya dilokasi sistem laksanakan.
Ketiga,
diperlukan pengaturan administrasi dan manajemen yang memungkinkan orang aktif
(saling mengakses) dalam jaringan informasi pendidikan nasional. Perancangan
dan pengembangan sistem manajemen dan administrasi ini terkandung jauh lebih
rumit. Karena itu strategi, orientasi dan aturan mainnya hanyalah untuk
tujuan-tujuan pendidikan sendiri.
Keempat, diperlukan tenaga
profesional yang kompeten, berdedikasi tinggi serta memiliki visi yang terbuka.
Tanpa tenaga dengan kualifikasi tersebut susah dikembangkan jaringan informasi
yang berkualitas. Kompetensi tenaga ini antara lain dalam bidang perpustakaan,
jaringan kerja, computer, telekomunikasi, terutama menyangkut aspek
softwarenya.
Kelima,
diperlukan dana yang cukup. Dana pengembangan ini termasuk di antaranya untuk
pembelian buku dari dalam dan luar negeri, untuk langganan jurnal dan CD-ROM,
untuk membangun database, dan pendidikan staf, untuk mebayar tenaga kerja, dan
seterusnya. Sayang sekali pengembangan fasilitas baca sampai sekarang masih
menduduki jajaran bawah dalam prioritas pengembangan sarana belajar.
Keenam,
diperlukan perencanaan teknis yang runtut. Tentu saja yang dimaksud disini
tidak selalu harus dengan teknologi yang canggih, denagn jaringan computer atau
telekomunikasi yang mahal. Tapi dimulai dengan membudayakan dan melembagakan
kebiasaan pertukaran sumber daya yang ada pada pusat pendidikan satu dengan
yang lain juga bisa memicu lahirnya rasa tanggung jawab bersma dalam
menigkatkan kualitas belajar mengajar. Di level yang sudah maju nantinya
dapat dibantu dengan pengembangan
jaringan teknologi computer modern, online, atau offline connection, surat
elektronik dan sebagainya.
Kemajuan, kebahagian, dan
kesejahteraan serta memperoleh pendidikan, dengan sekuat apapun usaha
pemerintah dan berbagai kalangan yang kompeten, walau bagaimanapun akan tetap
berjalan imbang. Penyebaran media informasi hanyalah alat semata, yang paling
menetukan adalah sumber daya manusianya.
Perlu disadari oleh semua pihak (guru, masyarakat umum, kaum profesional
dan terutama masyarakat desa sendiri) bahwa tujuan akhir hidup masyarakat desa
terutama harus menerima secara sadar, baik kata maupun perbuatan, bahwa hidup
didesa tidak identik dengan penderitaan menahun dan hidup dikota identic dengan
kebahagian sepanjang hayat.
Tampilnya siaran media massa yang
berorientasi ke desa, perpustakaan desa, film penerangan dipedesaan, tenaga
PPL, AMD, JMD, HMD dan arus balik profesional lain akan sangat membantu. Pada
level tertentu seperti untuk keperluan bisnis berskala besar, menempuh
pendidikan lebih tinggi atau karena berprestasi luar biasa dari sebagian warga,
tidak menutup kemungkinan berkompetensi dikota. Yang perlu dihindari adalah :
hidup dikota dengan kondisi serba kurang, frustasi dan merepotkan orang lain.
Kalau demikian adanya keberatan warga masyarakat yang demikian adanya keberatan
warga masyarakat yang demikian bukan membantu usaha kesejahteraan sosial,
melainkan menambah rumit masalah sosial.
3. Memasukkan
subsistem alam dikelas-kelas sekolah.
Manusia dilahirkan dimuka bumi ini telah ditakdirkan
memiliki kemampuan verbal. Tapi manusia tidak ditakdirkan menjadi verbalis.
Kemampuan verbal itu lebih banyak dijadikan modal untuk menjadi seorang
verbalis, hanya menggunakan kata-kata melulu. Kenyataan yang amat kontras dan paling
banyak terjadi justru terjadi dikelas-kelas sekolah.
Sampel
pakis, buah manga, jagung dan sejenisnya begitu banyak “di hutan-hutan”
dipinggir perkampungan atau dihalaman ruang disekitar kita. Namun, guru hampir
tidak pernah menghadirkan subsistem alam itu di kelas-kelas sekolah untuk
keperluan pengajaran ilmu tumbuhan yang berkenaan dengan materi
perkembangbiakan melalui spora, tumbuh-tumbuhan dikotil dan monokotil dan
lain-lain. Keluhan yang muncul selama ini, bahwa efektivitas pengajaran rendah
dikarenakan media pengajaran tidak tersedia, kalaupun banyak benarnya, namun
banyak tidak dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
Tidaklah
justru potensi subsistensi alam belum dimanfaatkan sungguh-sungguh oleh kita
sebagai pendidik. Falsafah yang berkembang disumatera barat, dalam terkembang
menjadi guru, punya makna yang mendalam, bahwa isi pendidikan sebenarnya tidak
lain dari apa yang ada di sekitar kita.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Teknologi
pendidikan merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena
adanya kebutuhan di lapangan, yaitu kebutuhan untuk belajar, belajar lebih
efektif dan efisien, lebih luas dan lebih cepat, dan seterusnya.
Bidang alat-alat
audio –visual itu sendiri merupakan perpaduan antara dua hal berbeda, tetapi saling
berkaitan, yang disebut dengan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software). Perangkt keras berkenaan dengan peralatan/perlengkapan, seperti:
OHP, proyektor slide, tape recorder, televisi, video cassette, mikro komputer.
Perangkat lunak berkaitan dengan berbagai macam yang digunakan dalam
hubungannya dengan peralatan tadi, seperti transparansi, audiotape, rekaman
video, dan program komputer.
Teknologi dalam
pendidikan merupakan suatu objek yang sangat penting dari teknologi pendidikan
berkenaan terutama dengan penggunaan unit-unit audio-visual aids dengan
mempergunakan perangkat keras sesuai dengan perangkat lunak, maka efisiensi dan
efektivitas, serta kualitas pembelajaran dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
Hal ini yang mendasari perkembangan teknologi dalam pendidikan dewasa ini.
Beberapa
cara menggunakan dan memanfaatkan alat-alat teknologi antara lain sebagai
berikut:
a. Papan
tulis
b. Bulletin
board dan display
c. Gambar
dan ilustrasi fotografi
d. Slide
dan filmstrip
e. Film
f. Rekaman
pendidika, dan lain sebagainya
Kemajuan yang dicapai
manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membuat ilmu pengetahuan
dan teknologi itu sendiri berkembang semakin pesat. Pola hidup manusia dengan
kemajuan ilmu dan teknologi mempunyai hubungan erat, pendidikan mungkin wadah
paling menonjol dalam rangka kemajuan itu, dalam rangka kegiatan pendidikan,
ada beberapa media yang dapat digunakan, mulai dari paling sederhana sampai
kepada yang canggih.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, deni. Teknologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013
S, Nasution. Teknologi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005
Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010
[1] Deni Darmawan, Teknologi
Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 106.
[2] Ibid., hal. 112
[3] Sudarwan Danim, Media Komunikasi
Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 17
[4] Ibid., hlm. 20
[5]
Nasution, S, Teknologi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), 101
terima kasih artikelnya sangat membantu, kebetulan kami juga bergerak di bidang pengembangan aplikasi khususnya untuk absensi sekolah berbasis sms gateway terhubung langsung dengan HP orang tua, cocok juga untuk absensi pegawai kantor, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi website kami www.schoolmantic.com
BalasHapus